Gerabah Kasongan Yogyakarta
Memasuki
kampung Kasongan, di halaman-halaman rumah dan pekarangan warga dengan mudah
akan terlihat produk gerabah berbagai bentuk dan ukuran. Baik yang masih alami
berwarna merah bata, ataupun yang telah dilakukan finishing dengan pengecatan
beraneka warna atau teknik finishing lain. Di sudut-sudut kampung akan terlihat
pula tungku-tungku pembakaran. Jika tertarik, wisatawan dapat pula turut
membentuk tanah liat menjadi gerabah bersama para perajin.
Desa
Wisata Kasongan terletak di Dukuh Kajen, Banguntapan, Kasihan, Bantul
Yogyakarta. Di dukuh seluas 49 hektar berpenduduk 1.556 jiwa tersebut, 95%
warganya bermata pencaharian sebagai perajin gerabah, sedangkan sisanya petani
dan Pegawai Negeri. Pembuatan gerabah di Kasongan memang telah diwariskan
secara turun temurun dari generasi terdahulu hingga kini.
MULANYA PRODUK PERKAKAS RUMAH TANGGA
Pada
mulanya, gerabah yang diproduksi warga Kasongan hanya berupa perkakas rumah
tangga seperti kwali, cobek, anglo, keren (tungku untuk memasak dengan kayu
bakar), dan perkakas lain. Namun hasil pemninaan dari waktu ke waktu, variasi
produk gerabah pun berkembang hingga ke gerabah-gerabah hias seperti guci,
berbagai patung, meja kursi, dan berbagai hiasan lain.
“Kerajinan
gerabah telah turun-temurun digeluti warga. Kemudian mulai berkembang setelah
ada arahan dari para tokoh seniman dan para pendamping maka terjadi
perkembangan missal dalam hal desainnya,” kata Kepala Dukuh Kajen, Muh. Hadi
Suprojo.
Kerajinan gerabah di Kasongan mulai berkembang
setelah dibangunya jembatan di sisi timur kampung pada 1972, sehingga bisa
menghubungkan ke kota Bantul dan daerah lain. “Sebelum tahun 72 susah karena
belum ada jembatan. Untuk menjual gerabah harus menyeberang sungai. Dulu hanya
dijual di pasar-pasar tradisional sekitar.
SEJARAH
Pada masa penjajahan Belanda, salah
satu daerah di sebelah selatan kota Yogyakarta pernah terjadi peristiwa yang
mengejutkan warga setempat, yaitu seekor kuda milik Reserse Belanda ditemukan
mati di atas lahan sawah milik seorang warga.
Hal tersebut membuat warga ketakutan
setengah mati. Karena takut akan hukuman, warga akhirnya melepaskan hak
tanahnya dan tidak mengakui tanahnya lagi. Hal ini diikuti oleh warga lainnya.
Tanah yang telah dilepas inipun
kemudian diakui oleh penduduk desa lain. Warga yang takut akhirnya berdiam diri
di sekitar rumah mereka. Karena tidak memiliki lahan persawahan lagi, maka
untuk mengisi hari, mereka memanfaatkan apa saja yang ada di sekitar.
Mereka memanfaatkan tanah yang ada,
kemudian mengempal-ngempalnya yang ternyata tidak pecah bila disatukan, lalu
mulai membentuknya menjadi berbagai fungsi yang cenderung untuk jadi barang
keperluan dapur atau mainan anak-anak. Berawal dari keseharian nenek moyang
mereka itulah yang akhirnya kebiasaan itu diturunkan hingga generasi sekarang
yang memilih menjadi perajin gerabah.
Perkembangan Produk
Perkembangan
zaman dengan masuknya pengaruh modern dan budaya luar melalui berbagai media
telah membawa perubahan di Kasongan. Setelah kawasan Kasongan pertama kali
diperkenalkan oleh Sapto Hudoyo sekitar 1971-1972 dengan sentuhan seni dan
komersil serta dalam skala besar dikomersilkan oleh Sahid Keramik sekitar tahun
1980-an, kini wisatawan dapat menjumpai berbagai aneka motif pada keramik.
Bahkan wisatawan dapat memesan jenis motif menurut keinginannya. Kerajinan
gerabah yang dijual di desa Kasongan bervariasi, mulai dari barang-barang
ukuran kecil untuk souvenir hingga hiasan, pot untuk tanaman, interior meja
kursi, dan masih banyak lagi jenisnya.
Dewasa
ini di kawasan Kasongan terlihat galeri-galeri keramik di sepanjang jalan yang
menjual berbagai barang hiasan dan souvenir. Bentuk dan fungsinya pun sudah
beraneka ragam, mulai dari asbak rokok kecil atau pot dan vas bunga yang
berukuran besar, Barang hias pun tidak hanya yang memiliki fungsi, tetapi juga
barang-barang hiasan dekorasi serta souvenir perkawinan.
Salah
satu produk yang cukup terkenal adalah sepasang patung pengantin dalam posisi
duduk berdampingan. Patung ini dikenal dengan nama Loro Blonyo. Patung ini
diadopsi dari sepasang patung pengantin milik Kraton Yogyakarta.
+ komentar + 3 komentar
maaf, boleh minta CP industri gerabah???
terimakasih sebelumnya
wah bagus yah sangat menarik.
rental mobil jogja
CASINO RESORT - 1 Borgata Way, Atlantic City, NJ 08401 - Mapyro
Hotel 익산 출장안마 Overview. 제주도 출장마사지 Find all the 여주 출장샵 information 밀양 출장샵 you 광주광역 출장안마 need about CASINO RESORT in one place.
Posting Komentar