CANDI PRAMBANAN WISATA YOGYAKARTA
CANDI
PRAMBANAN merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia, berketinggian 47 meter,
dibangun pada abad 9. Letaknya berada 17 km arah timur Yogyakarta di tepi jalan
raya menuju Solo. Candi yang utama yaitu Candi Siwi
(tengah), Candi Brahma (selatan), Candi Wisnu (utara). Didepannya
terletak Candi Wahana (kendaraan) sebagai kendaraan Trimurti; adalah Candi Angkasa kendaraan Brahma (Dewa Penjaga), Candi Nandi (Kerbau) adalah kendaraan Siwa (Dewa Perusak)
dan Candi Garuda adalah kendaraan Wisnu (Dewa Pencipta).
Pada
dinding pagar langkan candi Siwa dan candi Brahma dipahatkan relief cerita Ramayana, sedangkan
pada pagar langkah candi Wisnu dipahatkan relief Krisnayana. masuk candi Siwa
dari arah timur belok ke kiri akan anda temukan relief cerita Ramayana tersebut
searah jarum jam, relief cerita selanjutnya bersambung di candi Brahma.
Candi
Prambanan dikenal kembai saat seorang Belanda bernama C.A.Lons mengunjungi Jawa
pada tahun 1733 dan melaporkan tentang adanya reruntuhan candi yang ditumbuhi
semak belukar. Usaha pertama kali untuk menyelamatkan Candi Prambanan dilakukan
oleh Ijzerman pada tahun 1885 dengan membersihkan bilik-bilik candi dari
reruntuhan batu. Pada tahun 1902 baru dimulai pekerjaan pembinaan yang dipimpin
oleh Van Erp untuk candi Siwa, candi Wisnu dan candi Brahma. Perhatian terhadap
candi Prambanan terus berkembang. Pada tahun 1933 berhasil disusun percobaan
Candi Brahma dan Wisnu. Setelah mengalami berbagai hambatan, pada tanggal 23
Desember 1953 candi Siwa selesai dipugar. Candi Brahma mulai dipugar tahun 1978
dan diresmikan 1987. Candi Wisnu mulai dipugar tahun 1982 dan selesai tahun
1991. Kegiatan pemugaran berikutnya dilakukan terhadap 3 buah candi perwara
yang berada di depan candi Siwa, Wisnu dan Brahma besarta 4 candi kelir dan 4
candi disudut / patok.
Kompleks
candi Prambanan dibangun oleh Raja-raja Wamca (Dinasty) Sanjaya pada abad ke-9.
Candi Prambanan merupakan kompleks percandian dengan candi induk menghadap ke
timur, dengan bentuk secara keseluruhan menyerupai gunungan pada wayang kulit
setinggi 47 meter. Agama Hindu mengenal Tri Murti yang terdiri dari Dewa Brahma
sebagai Sang Pencipta, Dewa Wisnu sebagai Sang Pemelihara, Dewa Shiwa sebagai
Sang Perusak. Bilik utama dari candi induk ditempati Dewa Shiwa sebagai Maha
Dewa sehingga dapat disimpulkan candi Prambanan merupakan candi Shiwa. Candi
Prambanan atau candi Shiwa ini juga sering disebut sebagai candi Loro
Jonggrang berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang
dara yang jonggrang atau gadis yang jangkung, putri Prabu Boko, yang membangun
kerajaannya diatas bukit di sebelah selatan kompleks candi Prambanan.
Bagian
tepi candi dibatasi dengan pagar langkan, yang dihiasi dengan relief Ramayana
yang dapat dinikmati bilamana kita berperadaksina (berjalan mengelilingi candi
dengan pusat cansi selalu di sebelah kanan kita) melalui lorong itu. Cerita itu
berlanjut pada pagar langkan candi Brahma yang terletak di sebelah kiri
(sebelah selatan) candi induk. Sedang pada pagar langkan candi Wishnu yang
terletak di sebelah kanan (sebelah utara) candi induk, terpahat relief cerita
Kresnadipayana yang menggambarkan kisah masa kecil Prabu Kresna sebagai
penjelmaan Dewa Wishnu dalam membasmi keangkaramurkaan yang hendak melanda
dunia.
Bilik
candi induk yang menghadap ke arah utara berisi parung Durga, permaisuri Dewa
Shiwa, tetapi umumnya masyarakat menyebutnya sebagai patung Roro Jonggrang, yang
menurut legenda, patung batu itu sebelumnya adalah tubuh hidup dari putri
cantik itu, yang dikutuk oleh ksatria Bandung Bondowoso, untuk melengkapi
kesanggupannya menciptakan seribu buah patung dalam waktu satu malam.
Candi
Brahma dan candi Wishnu masing-masing memiliki satu buah bilik yang ditempati
oleh patung dewa-dewa yang bersangkutan.
Dihadapan
ketiga candi dari Dewa Trimurti itu terdapat tiga buah candi yang berisi wahana
(kendaraan) ketiga dewa tersebut. Ketiga candi itu kini sudah dipugar dan hanya
candi yang ditengah ( di depan candi Shiwa) yang masih berisi patung seekor
lembu yang bernama Nandi, kendaraan Dewa Shiwa.
Patung
angsa sebagai kendaraan Brahma dan patung garuda sebagai kendaraan Wishnu yang
diperkirakan dahulu mengisi bilik-bilik candi yang terletak di hadapan candi
kedua dewa itu kini telah dipugar.
Keenam
candi itu merupakan 2 kelompok yang saling berhadapan, terletak pada sebuah
halaman berbentuk bujur sangkar, dengan sisi sepanjang 110 meter.
Didalam
halaman masih berdiri candi-candi lain, yaitu 2 buah candi pengapit dengan
ketinggian 16 meter yang saling berhadapan, yang sebuah berdiri di sebelah
utara dan yang lain berdiri di sebelah selatan, 4 buah candi kelir dan 4 buah
candi sedut.
Halaman dalam yang dianggap masyarakat Hindu sebagai
halaman paling sacral ini, terletak di tengah halaman tengah yang mempunyai
sisi 222 meter, dan pada mulanya berisi candi-candi perwara sebanyak 224 buah
berderet-deret mengelilingi halaman dalam 3 baris.
Posting Komentar